Tag: PDAM Jembrana
Sekitar 100-an KK warga Banjar Pendem, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana harus jalan kaki 1–3 kilometer untuk mendapat air bersih.
Sebulan terakhir, paling tidak ada tujuh banjar yang diketahui mengalami krisis air.
Pembangunan sumur bor di Banjar Kaleran Kaja, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, yang ditargetkan rampung akhir September 2019, yang juga digadang-gadang menjadi solusi krisis air di wilayah banjar setempat, kini terancam mubazir.
Ada 200-an KK dengan sekitar 700-an jiwa di Banjar Kombading, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara yang mengalami krisis air bersih.
Di dua banjar masing-masing ada 20 KK yang kesulitan air bersih. BPBD Jembrana telah menyalurkan sekitar 35.000 liter air bersih.
PDAM Kabupaten Jembrana menjalin kerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk meningkatkan layanan pembayaran air serta meminimalisasi tunggakan pembayaran air.
Selama dua hari, BPBD Jembrana memasok air bersih ke tiga desa di wilayah Kecamatan Melaya, yakni Tukadaya, Manistutu, dan Warnasari.
Selama sebulan terakhir, sebanyak 33 tangki air bersih telah didistribusikan ke 13 banjar di 5 desa dan 1 kelurahan di 2 kecamatan, Kabupaten Jembrana.
Ratusan KK yang mengalami krisis air selama ini mengandalkan kebutuhan air dari gunung melalui pipa yang dikelola secara swadaya masyarakat.
Sebanyak 35 KK di Banjar Katulampa, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, mendapat bantuan air bersih dari BPBD Jembrana sebanyak 10.000 liter.
PDAM Kabupaten Jembrana mengandalkan 35 sumur bor itu. Rata-rata satu sumur bor yang tua hanya mampu memproduksi air bersih 20 liter per detik.
Pihak pabrik sebelumnya sempat beri pasokan air bersih, namun sejak pergantian manajemen tidak ada lagi.
Topik Pilihan
-
-
-
-
-
-
Gianyar 12 May 2024 Bawaslu Soroti Partisipasi Pemilih
-
Karangasem 12 May 2024 Tiga Kali Wakili Karangasem di PKB
-
-
Berita Foto
Siap Dikunjungi Delegasi WWF
Perkembangan Kunjungan Wisman di Bali
Turis Asing Belajar Membatik
Nusa Ning Nusa
Penguasa dan Pemimpin
MUNGKINKAH umat manusia hidup tanpa pemimpin? Tak perlu ada sosok yang bertugas dan merasa wajib memberi komando? Masing-masing melangkah sendiri-sendiri tanpa benturan dan pertikaian?